Senin, 12 Oktober 2009

Teknologi Jaringan Internet Broadband (ADSL) Berbasis Multimedia

ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) merupakan metode transmisi data digital berkecepatan tinggi melalui kabel tembaga. ADSL mampu mengirimkan data dengan kecepatan bit yang tinggi, berkisar antara 1.5 Mbps – 8 Mbps untuk arah downstream (sentral – pelanggan), dan 16 Kbps – 640 Kbps untuk arah upstream (pelanggan – sentral). Kemampuan transmisi ADSL inilah yang mampu mengirimkan layanan interaktif multimedia melalui jaringan akses tembaga. Istilah “Asymmetric” diambil karena adanya perbedaan antara kecepatan transmisi (rate) dari arah downstream (lebih besar) dan dari arah upstream (lebih kecil). Perbedaan tersebut terjadi karena kebutuhan koneksi internet lebih banyak digunakan untuk mengambil data (download) dari jaringan utama dibandingkan dengan pengiriman informasi (upload).

Untuk mengirimkan sinyal/data, modem konvensional menggunakan frekuensi dibawah 4 Ghz, sedangkan modem ADSL menggunakan frekuensi diatas 4 Ghz. ADSL membagi bandwith menjadi 2 bagian
1. Band frekuensi rendah (0 - 4 kHz) untuk voice (POTS) atau fax.
2. Band frekuensi tinggi (26 kHz - 1.1 MHz) untuk data. Komponen-komponen yang
diperlukan dalam penyediaan layanan ADSL


Komponen-komponen yang diperlukan dalam penyediaan ADSL
  1. Transport System sebagai penyedia interface transmisi backbone untuk sistem DSLAM.
  2. LAN (Local Area Network), menggunakan local carrier inter-CO network sebagai pondasi, seperti ATM yang paling efisien.
  3. DSLAM (Multiservice Digital Subscriber Line Access Multiplexer) sebagai konsentrator trafik data dari berbagai loop DSL yang akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan lainnya.
  4. DSL Transceiver Unit (ATU-R), biasanya berupa 10base-T, V.35, ATM-25 atau T1/E1, dapat juga digunakan untuk bridging, routing dan multiplexing.
  5. POTS splitter, memungkinkan loop digunakan untuk transmisi data kecepatan tinggi dan juga komunikasi telepon.

Cara Kerja Teknologi ADSL

ADSL bekerja melalui proses “dial-up connection”. Ketika datang permintaan dari user atau pelanggan, modem ADSL di sisi sentral akan langsung memprosesnya dengan cara memisahkan antara informasi data, suara atau multimedia, yang dilakukan oleh splitter. Berbeda dengan jaringan fixed telephone, yang menggunakan proses “call set-up“ dimana harus melalui proses dial tone terlebih dahulu. Lalu informasi tersebut lewat melalui MDF-RK-DP hingga KTB, dan masuk ke splitter. Jika informasinya berupa akses internet (data) dari flitter dimasukkan ke modem ADSL lalu diteruskan ke PC user. Jika informasi berupa suara, dari flitters langsung ke telepon. Jika berupa video, dari splitter masuk kemodem ADSL, diteruskan ke Set Top Box, lalu ke layar Televisi.

Kelebihan penggunaan jaringan Broadband ADSL
  • Mudah dalam instalasi.
  • Hemat investasi karena menggunakan jaringan kabel existing untuk pengembangan jaringan baru.
  • Menawarkan kecepatan hingga 125x lebih cepat dibandingkan dengan 56k modem.
  • Koneksi yang mudah sehingga tidak perlu lagi melakukan dial-up.
  • Kestabilan koneksi dan keamanan lebih terjamin karena koneksi dilakukan dengan kabel sendiri yang bersifat point-to-point.
  • ADSL memberikan kemampuan Internet dan Voice/Fax secara stimulan. kita dapat Surfing internet dan menggunakan Telepon atau Fax pada saat bersamaan. Sehingga memberikan kepuasan untuk menikmati High-Speed Internet Access tanpa kehilangan kontak telepon dengan relasi. Trafik menerima data lebih besar daripada pengiriman, sehingga cocok digunakan pada level pengguna akhir, seperti untuk kebutuhan multimedia.
  • Menurunnya kualitas sambungan dan kecepatan transfer data akibat jauhnya jarak user dengan STO
  • Kabel tembaga tua dapat menurunkan kualitas sambungan dan menurunkan kecepatan. Koneksi asimetris, berarti waktu upload akan lebih lama daripada download.
  • Cakupan area lebih sempit, maksimal 5,5 km dalam keadaan normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar